Minggu, 15 Juli 2012


Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal


A. PENGERTIAN
 Masa nifas adalah masa pulihnya kembali dari persalinan selesai alat-alat kandungan pra hamil. Biasanya 6-8 minggu. (Rustam Mochtar, 1998:115). Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. (Sulaiman, 1993:315). Masa Puerperium adalah mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira kira 6 minggu akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Sarwono,1990:238).
 B. FISIOLOGI NIFAS
Fisiologi nifas adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat karakteristik dalam masa nifas yang memberi ciri masa nifas. Hal-hal ini dianggap merupakan perubahan normal dan harus terjadi untuk memenuhi sebagian dari fungsi masa nifas yaitu mengembalikan keadaan seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah : 1. Adanya Involutio 2. Adanya Lochea 3. Adanya Lactasi
1)INVOLUTIO Involutioo adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat-alat kandungan dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. a. Involutio rahim Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan reaksi akan menjadi keras, sehingga menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi, plasenta otot rahim terdiri dari 3 lapis otot yang membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian terhindar dari pendarahan post partum. Pada involutio rahim, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses protedidik, berangsur angsur akan mengecil sehingga pada akhir kala nifas besarnya seperti semula dengan berat 30 gram. Proses protedidik adalah pemecahan protein yang akan dikeluarkan melalui urine. Dengan penimbunan air saat hamil akan menjadi pengeluaran urine setelah persalinan sehingga pemecahan protein dapat dikeluarkan. Involutio TFU Berat Uterus Plasenta lahir 7 hari (1 minggu ) 14 hari (2 minggu) 42 hari (6 minggu ) 65 hari (6 minggu) Setinggi pusat Pertengahan pusat-symphisis Tidak teraba Sebesar hamil 2 minggu Normal 1000 gram 500 gram 350 gram 50 gram 30 gram b. Involutio tempat plasenta Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira - kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3 - 4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Pada permukaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hasil ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara luar biasa ialah dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka. (Sulaiman, 1983:316) Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12x15 cm, permukaan kasar dimana pembuluh darah besar bermuara. Kesembuhan sempurna pada saat akhir masa puerperium. (Manuaba, 1998:192) c. Perubahan pembuluh darah rahim Dalam kehamilan uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak, maka arteri harus menjadi mengecil lagi dalam masa nifas. Orang menduga bahwa pembuluh darah yang besar tersumbat karena perubahan – perubahan pada dindingnya dan diganti oleh pembuluh darah yang lebih kecil. (Sulaiman,1983:316) d. Perubahan pada servik dan vagina Beberapa hari setelah persalinan, ostium uteri eksternum dapat dilalui 2 jari, pinggir pinggirnya tidak rata tetapi retak retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dilalui oleh jari saja dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas canalis servikalis. Pada servik terbentuk sel sel otot baru. Pada minggu ke 3 post partum nigae mulai tampak. (Sulaiman, 1983:317) Setelah persalinan, bentuk servik agak mengangan seperti corong berwarna merah kehitaman, konsistensi lunak, kadang kadang terdapat perlukaan perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2 - 3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari. (Rustam Mochtar,1998 : 116) e. Ligamen – ligamen Ligamen fasia dan diafragma pelvis yang merangsang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur angsur menjadi ciut dan pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang kadang pada wanita yang asthemis terjadi diastosis dari otot otot rectum abdominalis sehingga dari dinding perut digaris tengah hanya terdiri dari peritonium, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan. (Sulaiman, 1983:317) f. Dinding perut dan peritonium Setelah persalinan dinding perut longgal karena di regang terlalu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang kadang pada wanita yang athemis terjadi diastosis dari otot otot rectum abdominalis sehingga dari dinding perut digaris tengah hanya terdiri dari peritonium, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan. (Sulaiman, 1983:317) g. Saluran kencing Dinding kandung kencing memperlihatkan oedema dan hyperemia. Kadang kadang oedema, menimbulkan obtruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urine. Kandung kemih dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah sehingga ksndung kemih penuh atau sesudah kencing masih tinggal urine residual. Sisa urine ini dan trauma pada dinding kandung kemih waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter dan pyelum, normal kembali kemih waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter dan pyelum, normal kembalidalam waktu 2 minggu. (Sulaiman, 1983:318) Penyebab involutio: 1. Autolysis Dimana zat proteindinding rahim dipecah, diaborsi dan kemudian dibuang dengan air kencing penghancuran jaringan otot-otot yang membesar dan menjadi lebih panjang 10x dan 5x lebih kuat. 2. Aktifitas otot-otot Kontraksi dan retreaksi otot-otot setelah anak lahir diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan placenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan. Dengan adanya kontraksi dan retraksi yang terus menerus menyebabkan terganggunya peredaran darah dari dalam uterus dan mengakibatkan jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil. 3. Ischemia Disebut juga lokal anemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang disebabkan karena pengurangan aliran darah yang masuk ke uterus sehingga jaringan otot mengalami atrofi dan kembali ke ukuran semula. (Sarwono, 2001: 240)
 2) LOCHEA Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. (Rustam Mochtar, 1998 : 116). Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut : a. Lochea Rubra (kruntea) 1-3 hari, berwarna merah dan hitam. Terdiri dari sel desidua, rambut lanuga, sisa mekoneom dan sisa darah b. Lochea Sanguinolenta 3-7 hari, berwarna putih bercampur merah c. Lochea Serosa 7-14 hari, berwarna kekuningan d. Lochea Alba Setelah hari ke 14 berwarna putih. (Manuaba, 1998 : 193)
 C. PERIODE NIFAS
 Nifas dibagi dalam 3 periode yaitu : 1. Puerperium dini Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari 2. Purperium intermedial Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6 – 8 minggu. 3. Remote puerperium Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil/waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan (Rustam, 1998 : 115)
D. PENGELOLAAN
 1. Kebersihan diri Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. Mengajarkan ibu bagaimana daerah kelamin yaitu dibersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari depan kebelakang baru kemudian sekitar anus setiap kali selesai buang air kecil atau besar. (Saifuddin, 2002 : N-24) 2. Istirahat Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mecegah kelelahan yang berlebihan, sarankan untuk kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal: • Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi. • Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan. • Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. (Saifuddin, 2002 : N-25) 3. Latihan Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan pangguil kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan hal ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. Jelaskan bahwa latihan beberapa menit setiap hari sangat membantu memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul (latihan kegel). Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat dan pinggul serta tahan sampai 5 hitungan. Kendorkan dan ulangi sebanyak 5x. (Saifuddin, 2002 : N-25) 4. Gizi Ibu menyusui harus : • Mengkonsumsi tambahan sebanyak 500 kalori tiap hari. • Makan dengan diit berimbang protein, mineral dan vitamin yang cukup. • Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (dianjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). • Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat besi setidaknya selama 40 hari setelah persalinan. • Minum kapsul vitamin A (200,000 unit) agar bisa memberikan vitamin A pada bayi melalui AST. (Saifuddin, 2002 : N-25) 5. Menyusui ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, mbersih dan siap untuk diminum. Cara untuk meningkatkan suplai ASI: > Untuk bayi • Menyusui bayi tiap 2 jam, siang dan malam dengan lama menyusui 5-10 menit di setiap payudara. • Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan dudukkan selama menyusui. • Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang baik. • Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman serta minumlah setiap kali menyusui. • Tidurlah bersebelahan dengan bayi. > Untukibu • Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum. • Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masa dengan posisi penempelan. • Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal diatas. (Saifuddin, 2002 : N-26) 6. Rarawatan payudara • Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu. • Menggunakan BH yang menyokong payudara. • Apabila putting susu lecet oleskan colostrum/ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. (Saifuddin, 2002 : N-27) 7. Senggama Secara fisik aman untuk memenuhi hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya ke dalam vagina tanpa rasa sakit atau nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk melakukan hubungan sexual kapan saja. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan sexual sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. (Saifuddin, 2002 : N-27) f 8. Keluarga Berencana • Idealnya pasangan menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menetapkan sendiri kapan dan bagaimana ingin merencanakan tentang keluarga. • Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovum) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki (Amenorhoe laktasi) oleh karena itu Metode Amenorhoe Laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kali kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. • Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko menggunakan kontrasepsi tetap sama, terutama apabila ibu sudah haid lagi. (Saifuddin, 2002 : N-28)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar