Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal
A. PENGERTIAN
Masa nifas adalah masa pulihnya
kembali dari persalinan selesai alat-alat kandungan pra hamil. Biasanya 6-8
minggu. (Rustam Mochtar, 1998:115). Masa nifas adalah masa sesudah persalinan
yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
(Sulaiman, 1993:315). Masa Puerperium adalah mulai setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira kira 6 minggu akan tetapi, seluruh alat genital baru
pulih kembali sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Sarwono,1990:238).
B.
FISIOLOGI NIFAS
Fisiologi nifas adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat
karakteristik dalam masa nifas yang memberi ciri masa nifas. Hal-hal ini
dianggap merupakan perubahan normal dan harus terjadi untuk memenuhi sebagian dari
fungsi masa nifas yaitu mengembalikan keadaan seperti sebelum hamil.
Perubahan-perubahan yang terjadi adalah : 1. Adanya Involutio 2. Adanya Lochea
3. Adanya Lactasi
1)INVOLUTIO Involutioo adalah perubahan yang merupakan
proses kembalinya alat-alat kandungan dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan
hingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. a. Involutio rahim Setelah bayi
dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan reaksi akan
menjadi keras, sehingga menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas
implantasi, plasenta otot rahim terdiri dari 3 lapis otot yang membentuk
anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian
terhindar dari pendarahan post partum. Pada involutio rahim, jaringan ikat dan
jaringan otot mengalami proses protedidik, berangsur angsur akan mengecil
sehingga pada akhir kala nifas besarnya seperti semula dengan berat 30 gram.
Proses protedidik adalah pemecahan protein yang akan dikeluarkan melalui urine.
Dengan penimbunan air saat hamil akan menjadi pengeluaran urine setelah
persalinan sehingga pemecahan protein dapat dikeluarkan. Involutio TFU Berat
Uterus Plasenta lahir 7 hari (1 minggu ) 14 hari (2 minggu) 42 hari (6 minggu )
65 hari (6 minggu) Setinggi pusat Pertengahan pusat-symphisis Tidak teraba
Sebesar hamil 2 minggu Normal 1000 gram 500 gram 350 gram 50 gram 30 gram b.
Involutio tempat plasenta Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat
dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira - kira sebesar telapak tangan.
Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3 - 4 cm
dan pada akhir nifas 1-2 cm. Pada permukaan nifas bekas plasenta mengandung
banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus. Biasanya luka yang
demikian sembuh dengan menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak
meninggalkan parut. Hasil ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara
luar biasa ialah dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru
dibawah permukaan luka. (Sulaiman, 1983:316) Bekas implantasi plasenta segera
setelah plasenta lahir seluas 12x15 cm, permukaan kasar dimana pembuluh darah
besar bermuara. Kesembuhan sempurna pada saat akhir masa puerperium. (Manuaba,
1998:192) c. Perubahan pembuluh darah rahim Dalam kehamilan uterus mempunyai
banyak pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak
diperlukan lagi peredaran darah yang banyak, maka arteri harus menjadi mengecil
lagi dalam masa nifas. Orang menduga bahwa pembuluh darah yang besar tersumbat
karena perubahan – perubahan pada dindingnya dan diganti oleh pembuluh darah
yang lebih kecil. (Sulaiman,1983:316) d. Perubahan pada servik dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, ostium uteri eksternum dapat dilalui 2 jari,
pinggir pinggirnya tidak rata tetapi retak retak karena robekan dalam
persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dilalui oleh jari saja dan
lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas canalis servikalis. Pada
servik terbentuk sel sel otot baru. Pada minggu ke 3 post partum nigae mulai
tampak. (Sulaiman, 1983:317) Setelah persalinan, bentuk servik agak mengangan
seperti corong berwarna merah kehitaman, konsistensi lunak, kadang kadang
terdapat perlukaan perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk
rongga rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2 - 3 jari dan setelah 7 hari
hanya dapat dilalui 1 jari. (Rustam Mochtar,1998 : 116) e. Ligamen – ligamen
Ligamen fasia dan diafragma pelvis yang merangsang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir secara berangsur angsur menjadi ciut dan pulih kembali dalam
6 minggu. Kadang kadang pada wanita yang asthemis terjadi diastosis dari otot
otot rectum abdominalis sehingga dari dinding perut digaris tengah hanya
terdiri dari peritonium, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini menonjol
kalau berdiri atau mengejan. (Sulaiman, 1983:317) f. Dinding perut dan
peritonium Setelah persalinan dinding perut longgal karena di regang terlalu
lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang kadang pada wanita
yang athemis terjadi diastosis dari otot otot rectum abdominalis sehingga dari
dinding perut digaris tengah hanya terdiri dari peritonium, fascia tipis dan
kulit. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan. (Sulaiman,
1983:317) g. Saluran kencing Dinding kandung kencing memperlihatkan oedema dan
hyperemia. Kadang kadang oedema, menimbulkan obtruksi dari uretra sehingga
terjadi retensio urine. Kandung kemih dalam puerperium kurang sensitif dan
kapasitasnya bertambah sehingga ksndung kemih penuh atau sesudah kencing masih
tinggal urine residual. Sisa urine ini dan trauma pada dinding kandung kemih
waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter dan pyelum,
normal kembali kemih waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi
ureter dan pyelum, normal kembalidalam waktu 2 minggu. (Sulaiman, 1983:318)
Penyebab involutio: 1. Autolysis Dimana zat proteindinding rahim dipecah,
diaborsi dan kemudian dibuang dengan air kencing penghancuran jaringan
otot-otot yang membesar dan menjadi lebih panjang 10x dan 5x lebih kuat. 2. Aktifitas
otot-otot Kontraksi dan retreaksi otot-otot setelah anak lahir diperlukan untuk
menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan placenta dan berguna
untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan. Dengan adanya kontraksi
dan retraksi yang terus menerus menyebabkan terganggunya peredaran darah dari
dalam uterus dan mengakibatkan jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan
sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil. 3. Ischemia Disebut juga
lokal anemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang disebabkan karena
pengurangan aliran darah yang masuk ke uterus sehingga jaringan otot mengalami
atrofi dan kembali ke ukuran semula. (Sarwono, 2001: 240)
2) LOCHEA Adalah
cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
(Rustam Mochtar, 1998 : 116). Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan
jumlah dan warnanya sebagai berikut : a. Lochea Rubra (kruntea) 1-3 hari,
berwarna merah dan hitam. Terdiri dari sel desidua, rambut lanuga, sisa
mekoneom dan sisa darah b. Lochea Sanguinolenta 3-7 hari, berwarna putih
bercampur merah c. Lochea Serosa 7-14 hari, berwarna kekuningan d. Lochea Alba
Setelah hari ke 14 berwarna putih. (Manuaba, 1998 : 193)
C. PERIODE NIFAS
Nifas
dibagi dalam 3 periode yaitu : 1. Puerperium dini Yaitu kepulihan dimana ibu
telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap
telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari 2. Purperium intermedial Yaitu
kepulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6 – 8 minggu. 3. Remote puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil/waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan (Rustam, 1998 : 115)
D. PENGELOLAAN
1.
Kebersihan diri Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. Mengajarkan ibu bagaimana
daerah kelamin yaitu dibersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari
depan kebelakang baru kemudian sekitar anus setiap kali selesai buang air kecil
atau besar. (Saifuddin, 2002 : N-24) 2. Istirahat Anjurkan ibu agar istirahat
cukup untuk mecegah kelelahan yang berlebihan, sarankan untuk kembali ke
kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau
beristirahat selagi bayi tidur. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
beberapa hal: • Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi. • Memperlambat proses
involusi uterus dan memperbanyak perdarahan. • Menyebabkan depresi dan
ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. (Saifuddin, 2002 : N-25)
3. Latihan Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan pangguil kembali normal.
Ibu akan merasa lebih kuat dan hal ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat
sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. Jelaskan bahwa latihan beberapa
menit setiap hari sangat membantu memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar
panggul (latihan kegel). Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan
otot-otot pantat dan pinggul serta tahan sampai 5 hitungan. Kendorkan dan
ulangi sebanyak 5x. (Saifuddin, 2002 : N-25) 4. Gizi Ibu menyusui harus : •
Mengkonsumsi tambahan sebanyak 500 kalori tiap hari. • Makan dengan diit
berimbang protein, mineral dan vitamin yang cukup. • Minum sedikitnya 3 liter
air setiap hari (dianjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). • Pil zat
besi harus diminum untuk menambah zat besi setidaknya selama 40 hari setelah
persalinan. • Minum kapsul vitamin A (200,000 unit) agar bisa memberikan
vitamin A pada bayi melalui AST. (Saifuddin, 2002 : N-25) 5. Menyusui ASI
mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi
perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, mbersih dan siap untuk diminum.
Cara untuk meningkatkan suplai ASI: > Untuk bayi • Menyusui bayi tiap 2 jam,
siang dan malam dengan lama menyusui 5-10 menit di setiap payudara. • Bangunkan
bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan dudukkan selama menyusui. •
Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan dengarkan suara
menelan yang baik. • Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman serta minumlah
setiap kali menyusui. • Tidurlah bersebelahan dengan bayi. > Untukibu • Ibu
harus meningkatkan istirahat dan minum. • Petugas kesehatan harus mengamati ibu
yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masa dengan posisi
penempelan. • Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan
melakukan hal-hal diatas. (Saifuddin, 2002 : N-26) 6. Rarawatan payudara •
Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu. • Menggunakan
BH yang menyokong payudara. • Apabila putting susu lecet oleskan colostrum/ASI
yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. (Saifuddin,
2002 : N-27) 7. Senggama Secara fisik aman untuk memenuhi hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya ke dalam
vagina tanpa rasa sakit atau nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak
merasa nyeri, aman untuk melakukan hubungan sexual kapan saja. Banyak budaya
yang mempunyai tradisi menunda hubungan sexual sampai masa waktu tertentu,
misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. (Saifuddin, 2002 :
N-27) f 8. Keluarga Berencana • Idealnya pasangan menunggu sekurang-kurangnya 2
tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menetapkan sendiri kapan
dan bagaimana ingin merencanakan tentang keluarga. • Biasanya wanita tidak akan
menghasilkan telur (ovum) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki
(Amenorhoe laktasi) oleh karena itu Metode Amenorhoe Laktasi dapat dipakai
sebelum haid pertama kali kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. •
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko menggunakan kontrasepsi tetap
sama, terutama apabila ibu sudah haid lagi. (Saifuddin, 2002 : N-28)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar